Uji laju karbonasi beton menjadi salah satu hal yang diperlukan dalam menganalisa mutu suatu bangunan, terutama pada bangunan-bangunan sekitar pantai dan bangunan pasca kebakaran.
Beton yang terbuat dari semen dan air serta campuran pasir dan kerikil akan mengalami pelapukan akibat dari kandungan polutan yang ada di udara yang akan memberikan efek negatif pada kondisi bangunan. Pelapukan akan mengakibatan penurunan kualitas beton, dimana hal ini akan berdampak pada kemampuan komponen beton untuk menahan serangan kimia dari alam yang selanjutnya dapat menyerang baja tulangan yang berada dalam penampang beton.
Untuk mengetahui pengaruh hal tersebut, maka perlu dilakukan uji karbonasi dengan menggunakan larutan Phenolphthalein. Bila permukaan beton diberi larutan tersebut namun tidak mengalami perubahan warna, maka permukaan tersebut telah mengalami karbonasi. Hal ini dilakukan terus dengan memperdalam kupasan beton hingga mencapai bagian yang bila disemprotkan cairan tersebut akan berwarna ungu/pink. Bila tercapai kedalaman dengan perubahan warna tersebut pada beton, hal ini menunjukkan bahwa beton tersebut belum terkarbonasi atau dengan kata lain beton masih dalam keadaan baik. Dengan cara ini dapat diketahui seberapa jauh kedalaman permukaan beton yang mengalami karbonasi.
Untuk memperkirakan kedalaman laju karbonasi beton dapat dihitung dengan memanfaatkan umur bangunan, rasio air terhadap semen (w/c ratio) dan konstanta, yang bervariasi tergantung lapisan permukaan pada beton. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
Dimana: C = Kedalaman Karbonasi
Y = Umur bangunan dalam tahun
X = Rasio air terhadap semen
R = Konstanta (R = ab)
Kami merupakan perusahaan yang sejak 1999 menjadi spesialis di bidang Audit Struktur Bangunan gedung, jalan dan jembatan, pelabuhan dan lainnya. Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi line yang sudah kami sediakan. Terima kasih