Pengertian Beton Normal adalah bahan bangunan yang paling banyak digunakan pada industri konstruksi. Yang dimaksud dengan beton adalah adanya baja tulangan (kawat, anyaman kawat) di dalam penampang beton dengan maksud untuk menambah ketahanan tarik dan lentur. Tegangan tarik ditransferkan oleh penampang beton kepada penampang baja tulangan yang mempunyai ketahanan tarik lebih baik. Bahan polymer yang lebih tahan karat dapat juga digunakan sebagai bahan tulangan.
Pada dasarnya bahan beton terbuat dari campuran bahan agregat (halus dan kasar), semen, air dan atau dengan bahan tambahan (Adiktif). Dalam campuran beton, agregat halus dan kasar terikat pada matrix semen. Reaksi semen antara air dan mineral dalam semen menghasilkan matriks yang kuat serta menahan agregat agar tetap berada pada tempatnya dan memberikan sifat kekuatan tekan pada beton.
Semen adalah bahan pengikat dengan gradasi yang sangat halus yang terdiri dari berbagai rasio campuran 3CaO . Al2O3 . 2CaO . SiO2, 4 CaO . Al2O3 . Fe2O3 dan mineral lainnya. Ketika air ditambahkan pada semen, terjadi reaksi hydrasi yang menghasilkan gel padatan yang mengikat partikel agregat. Kemungkinan reaksi adalah sebagai berikut :
3CaO . Al2O3 +3CaO . Al2O3 + H20 —-> Ca3Al2 (OH)12 + panas
2CaO . SiO2 + xH2O —-> Ca2SiO4 . xH2O + panas
3CaO + SiO2 + (x + 1) H2O —-> Ca2SiO4 . xH2O + (CaOH)2 + panas
Setelah berhidrasi, semen memberikan hasil ikatan antar butiran agregat, dan sebagai konsekuensinya harus digunakan semen yang cukup untuk mengikat semua butirannya dan biasanya diperlukan 15 % dari berat beton. Komposisi pada setiap semen akan menghasilkan tingkat kecepatan hidrasi dan sifat lainnya yang berbeda. Sebagai contoh, 3CaO . Al2O3 , dan 3CaO + SiO2 menghasilkan kecepatan pengikatan yang tinggi namun berkekuatan rendah. Kandungan 2CaO. Al2O3 bereaksi sangat lambat dalam proses hydrasi, namun memberikan kekuatan yang tinggi. Kekuatan yang sempurna tercapai pada umur mendekati 28 hari, namun pada kenyataan kekuatannya masih mengalami peningkatan dalam jumlah kecil pada beberapa tahun.
Dalam pembentukannya, sifat dasar beton dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cara pencampuran, penuangan, pemadatan, dan cara pemeliharaan serta kekuatan konstruksi cetakannya. Dalam usia pakainya bahan beton juga dipengaruhi oleh faktor luar seperti cuaca (hujan dan panas), udara korosif, bencana alam (gempa, angin kencang) atau peristiwa kebakaran. Untuk itu perlu ditetapkan kekuatan sisa beton dan tulangannya, dan untuk itu dapat digunakan beberapa teknik. Salah satu teknik tersebut adalah melalui penetapan peningkatan temperatur pada komponen yang mengalaminya. Menurut Bissey, bahwa bila beton mengalami temperatur tinggi akan terjadi perubahan warna pada komponen tersebut.
Beton pada temperatur normal akan berwarna keabu-abuan sebagaimana warna asli semen dan berubah merah muda pada temperatur 300 oC, kemudian lebih gelap bila mengalami temperatur 600 oC, lalu lebih muda menjadi putih keabu-abuan pada temperatur 800 oC. Perubahan warna terjadi akibat transformasi mineral ferric yang terdapat pada mineral penyebab kerusakan (impurities) pada pasir hingga menjadi oksida ferric. Intensitas warna yang terjadi akibat temperatur tinggi tergantung pada mineral penyebab kerusakan yang terkandung pada pasir, dan perubahan warna akan terjadi walaupun menggunakan batu kapur sebagai agregat kasar dan pasir sungai sebagai agregat halus.
Hasil penelitian seperti yang digambarkan di samping digunakan sebagai dasar yang menunjukkan bahwa bila terjadi pengaruh temperatur tinggi dan beton tidak mengalami perubahan warna, berarti beton tidak mengalami pengurangan kekuatan tekan secara signifikan. Kehilangan kekuatan dinyatakan sebagai faktor kerusakan, pada temperatur 300 oC nilainya antara 0.7 – 0.8 atau 70– 80% kekuatan awalnya. Untuk mengetahui derajat kerusakan, perlu diambil sample hingga kedalaman tertentu termasuk dari permukaannya. Untuk itu kurva seperti yang diberikan pada Gambar di samping dapat digunakan untuk menentukan nilai penurunan kekuatan berdasarkan pada perubahan warna terhadap temperatur pemanasan.
Untuk mengetahui kualitas / mutu dari beton dari beton yang sudah terpasang pada bangunan anda dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu nya adalah dengan Metode Destructive Test dimana beton yang di indikasikan bermasalah atau mengalami kerusakan untuk dapat diambil sampelnya menggunakan peralatan yang disebut Core Drill untuk selanjutnya di uji di laboratorium. Hasil dari analisis dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui tindakan apa yang diperlukan ke depannya.
Semoga Artikel tentang “Pengertian Beton Normal” ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan juga bermanfaat, jika ada pertanyaan seputar Jasa Audit Struktur Bangunan gedung, jalan dan jembatan, pelabuhan dan lainnya dapat langsung menghubungi kami di line yang telah kami sediakan. Terima kasih