Pentingnya Uji Pembebanan Pada Bangunan Anda
Bangunan gedung berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, perkantoran, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus sehinggga bangunan ini akan menjadi salah satu aset penting bagi pemilik atau pengelolanya (Permen PU No.24, 2008). Berdasarkan hal tersebut, keamanan dan kenyamanan gedung merupakan hal yang utama dalam desain dan pelaksanaan pembuatan suatu gedung.
Maksud dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan data kapasitas fisik dan data deformasi vertikal dari komponen struktur balok dan pelat lantai yang diuji.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memverifikasi kekuatan struktur balok dan pelat lantai yang diuji.
Sasaran yang hendak dicapai dalam merealisasikan maksud dan tujuan pengujian pembebanan ini yaitu untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penggunanya.
Ruang Lingkup Pekerjaan
Pengujian pembebanan (Loading Test) merupakan pengujian elemen struktur dengan media air sebagai bebannya.
Peralatan
Pada pengujian pembebanan (Loading Test) digunakan beberapa alat khusus untuk mendapatkan hasil dari lendutan struktur tersebut. Tabel 1 merupakan data peralatan yang digunakan dalam pengujian pembebanan dan Tabel 2 merupakan penjabaran fungsi dari peralatan tersebut.
Tabel 1 ( Peralatan yang digunakan )
No | Nama Alat | Merk | Model | Jumlah Unit | Buatan |
1 | Portable Data Logger | Tokyo Shokki Kenkyujo | TDS – 302 | 2 | Jepang |
2 | Transducer | Tokyo Shokki Kenkyujo | 20 | Jepang |
Tabel 2 ( Fungsi Peralatan )
No | Nama Alat | Fungsi |
1 | Portable Data Logger | Merekam data deformasi vertikal pada Pelat Lantai dan Balok |
2 | Transducer | Mengukur deformasi vertikal pada Balok dan Pelat Lantai |
Beban Rencana
Untuk mengetahui kapasitas sebenarnya dari kekuatan struktur Pelat Lantai, dilakukan uji pembebanan dengan menggunakan beban air pada pelat lantai dan balok. Luas bidang yang akan dibebani adalah 11,25 m x 15 m, dengan ketinggian air maksimal adalah 1.000 kg/m2.
Pada penentuan beban uji, digunakan kombinasi pembebanan untuk beban uji berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 20.3.2.
- 1,15D + 1,5L + 0,4 (Lr atau R)
- 1,15D + 0,9L + 1,5 (Lr atau R)
- 1,3D
- Beban Mati (DL)
- Berat Pelat Lantai = 0,15 x 2400 kg/m3 = 360 kg/m2
- Ducting, Lighting, Ceiling = 30 kg/m2
- Screeding = 0,05 x 2100 kg/m3 = 105 kg/m2
- Keramik = 0,01 x 2400 kg/m3 = 24 kg/m2
Jumlah = 519 kg/m2
- Beban Hidup Lantai = 500 kg/m2
- Beban Hidup Atap/Hujan = 0 kg/m2
- Beban Uji (di ambil dari beban kombinasi terbesar)
= 1,15D + 1,5L + 0,4 (Lr atau R) = 1346,85 kg/m2
= 1,15D + 0,9L + 1,5 (Lr atau R) = 1046,85 kg/m2
= 1,3D = 674,70 kg/m2
- Dipakai yang Terbesar = 1346,85 kg/m2
- Beban Uji Rencana = Beban Uji Total – Beban Mati
= 1346,85 kg/m2 – 519 kg/m2
= 986,85 kg/m2
Setara Tinggi Air = 99 cm (pada pelaksanaannya tinggi air 100 cm)
Beban uji untuk pengujian ini menggunakan air dengan beban 986,85 kg/m2, setara dengan tinggi air 100 cm.
Skema Pengujian
Untuk mengetahui kapasitas sebenarnya dari kekuatan struktur pelat lantai dan balok pada Lantai bangunan anda, dilakukan uji pembebanan dengan menggunakan beban air pada pelat lantai. Luas bidang yang akan dibebani adalah 11,25 m x15 m, dengan ketinggian air maksimum adalah 100 cm.
Sebelum dilakukan pengujian pembebanan, terlebih dahulu dilakukan pekerjaan persiapan untuk pembuatan bak uji seperti pada Foto 1. Kemudian dilakukan penempatan titik Transducer pada lokasi yang telah ditentukan seperti yang diberikan dapat dilihat pada Foto 2 dan Foto 3.
Foto 1 Pemasangan Rangka Bak Uji
Foto 2 Pemasangan Transducer
Foto 3 Pemasangan Seluruh Titik Transducer
Setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan, maka dilakukan pengisian air secara bertahap hingga air mencapai ketinggian 100 cm. Tahapan pengisian air yang dilakukan yaitu setiap 5 cm (50 kg/m2), lalu dilakukan pembacaan deformasi vertikal (lendutan) yang akan terekam pada Data logger. Setelah air terisi penuh sampai 100 cm atau setara dengan 1.000 kg/m2, dilakukan pengamatan terhadap lendutan struktur melalui Data logger selama 24 jam.
Setelah itu, air dibuang dengan cara bertahap setiap penurunan ketinggian 5 cm, lalu dilakukan pembacaan penurunan yang terekam pada Data logger hingga air pada bak uji kosong. Kemudian dilakukan pengamatan kembali terhadap lendutan struktur pada saat bak uji dalam keadaan kosong selama 24 jam. Pada Gambar di bawah ini kami berikan skema tahapan pengujian pembebanan tersebut.
Skema Pembebanan
Pada foto – foto di bawah ini kami berikan gambaran proses pengujian pada saat pengisian , loading, pengeluaran dan unloading setiap 5 cm (50 kg/m2) pada Bak Uji.
Proses Pembebanan (Loading) dengan Ketinggian Air 0 cm pada Bak Uji.
Proses Pembebanan (Loading) dengan Ketinggian air 25 cm pada Bak Uji.
Proses Pembebanan (Loading) dengan Ketinggian Air 50 cm pada Bak Uji.
Proses Pembebanan (Loading) dengan Ketinggian Air 75 cm pada Bak Uji.
Proses Pembebanan (Loading) dengan Ketinggian Air Maksimal (100 cm) pada Bak Uji.
Proses Penurunan (Unloading) dengan Ketinggian air 75 cm pada Bak Uji.
Proses Penurunan (Unloading) dengan Ketinggian air 50 cm pada Bak Uji.
Proses Penurunan (Unloading) dengan Ketinggian air 25 cm pada Bak Uji.
Connection Port pada alat Data logger Bacaan yang terekam pada data logger
Setelah semua proses terhadap pekerjaan structural loading test di atas dilakukan barulah kita bisa menarik kesimpulan dari data – data yang diperoleh, tentang apa yang terjadi sebenarnya pada struktur bangunan anda. Barulah setelah itu penentuan atau tindakan apa yang akan dilakukan ke depannya setelah mengetahui hasil dari pengujian tersebut.
Semoga informasi yang kami tulis dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya uji pembebanan (loading test) pada bangunan anda. Jika dirasa ada pertanyaan atau membutuhkan konsultasi, kami siap melayani anda.